Ternyata tidak hanya orang-orang NU yang diwaduli Gus Dur bahwa dirinya akan menjadi Presiden. Tokoh Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif, juga pernah didatangi Gus Dur. Ketika bertemu Buya, Gus Dur berseloroh bahwa nanti akan menjadi Presiden, sekaligus menceritakan komposisi kabinet. Buya pun tertawa mendengarnya, karena waktu itu, B.J Habibie baru saja naik menjadi Presiden.
Cerita itu ditulis sendiri oleh Buya Syafii Maarif dalam bukunya yang berjudul “Memoar Seorang Anak Kampung” yang diterbitkan oleh Penerbitan Ombak. Pada halaman 299, Buya Syafii Maarif bercerita demikian :
Ada cerita lain yang terkait dengan naluri politik Wahid (Gus Dur) ini. Sekitar bulan Juni 1998 sewaktu menemuiku di kantor PP Muhammadiyah Jakarta, Wahid sudah yakin bahwa dia akan jadi Presiden, bahkan kabinet bayangan telah dibentuknya. Katanya, akan ada dua wakil Muhammadiyah dalam kabinet yang dirancangnya itu. Padahal Habibie waktu itu masih berkuasa.Saksi yang hadir dalam pertemuan diatas adalah H. Azidin, SE, Ketua Umum Alwasliyah yang pada waktu itu, kami sama-sama menjadi anggota DPA (Dewan Penasehat Agung).
Mendengar penuturan Gus Dur tersebut, Buya dan Pak Azidin tertawa geli. Siapapun tahu kalau Gus Dur memang terkenal melemparkan humor. Meski ternyata apa yang dikatakan Gus Dur itu terbukti. Setelah Habibie tidak lagi bersedia maju menjadi Presiden, kemudian terbentuklah poros tengah dan Gus Dur adalah tokoh yang disokong untuk menjadi Presiden. [red.s]
No comments:
Post a Comment